
Alingano Maisu sailing canoe reaches Lanyu Island after departing Palau 19 days ago. (Facebook, Micronesian Voyaging Society photo)
LANYU TAIWAN – portalbmi.id – Perahu layar tradisional Palau berlambung ganda Alingano Maisu (Berbagi Tanpa Pamrih) tiba di Pulau Lanyu, Taiwan pada hari Kamis setelah pelayaran yang melelahkan selama 19 hari.
Alingano Maisu berangkat dari Palau pada tanggal 20 April dan berlabuh di Pelabuhan Kaiyuan, Lanyu setelah berlayar sejauh lebih dari 1.200 mil (1.931 km). Menurut kedutaan Taiwan di Palau, perahu tersebut dikawal oleh penduduk asli Tao di atas perahu. Siswa dari Sekolah Dasar Yayou menari saat kru melangkah ke darat.
Pelayaran tersebut diprakarsai oleh Pemerintah Daerah Taitung dan Masyarakat Pelayaran Mikronesia dan didukung oleh lembaga dan badan pemerintah Taiwan dan Palau. Sembilan awak kapal tersebut termasuk navigator utama Sesario Sewralur, Dukun Chang Yeh-hai (張也海夏曼), seorang navigator Tao, dan lainnya dari Palau, Taiwan, AS, Australia, dan Mikronesia.
Selama upacara pelepasan tradisional Austronesia bulan lalu, Duta Besar Taiwan untuk Palau Jessica Lee (黎倩儀) mengatakan kedua negara berbagi warisan Austronesia dan tradisi yang kaya dalam pelayaran dan pembuatan kapal. Pelayaran ini merupakan demonstrasi persahabatan yang mendalam antara kedua negara dan membantu menjaga agar pelayaran tradisional tetap hidup di kalangan generasi muda, katanya.
Anggota pendiri Masyarakat Pelayaran Mikronesia dan mantan Presiden Palau Tommy Remengesau menggarisbawahi nilai pengetahuan pelayaran leluhur dan pemahaman tentang alam. Ia berterima kasih kepada Taiwan atas dukungan penuhnya terhadap pelayaran ini.
Alingano Maisu akan mengunjungi Kotapraja Citong di Taitung sebelum kembali ke Palau.