
Fashion show inklusif mojang jajaka dan komunitas difabel angkat budaya Lokal Bandung (Foto: Pertamina)
BANDUNG – portalbmi.id – Paguyuban Mojang Jajaka (Moka) Kota Bandung menggandeng komunitas difabel Merajut Asa Kita dalam gelaran Fashion Show Inklusif bertema budaya lokal. Acara berlangsung meriah di The Papandayan Hotel, Bandung , Rabu (9/7), menampilkan peragaan busana kolaboratif antara finalis Mojang Jajaka Jawa Barat 2025 dan anggota komunitas difabel dari Kampoeng Rajoet Binong Jati.
Kegiatan ini merupakan bagian dari tantangan sosial para finalis Moka untuk mengangkat potensi kampung wisata dan komunitas kreatif. Pilihan mereka jatuh pada Merajut Asa Kita, mitra binaan PT Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat yang fokus memberdayakan penyandang disabilitas dan mengolah limbah plastik menjadi produk rajut ramah lingkungan.
“Kolaborasi ini bukan sekadar fashion show. Ini simbol pertemuan antara semangat anak muda yang progresif dengan kreativitas tanpa batas dari kawan-kawan difabel. Kami ingin tunjukkan bahwa keterbatasan fisik tidak membatasi berkarya,” ujar Eka Rahmat Jaya, Ketua Komunitas Merajut Asa Kita.
Pertamina melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) turut mendukung penuh kolaborasi ini. Pjs. Area Manager Communication, Relations & CSR PT Pertamina Patra Niaga Regional JBB, Eko Kristiawan, menyebut acara ini sejalan dengan visi Pertamina dalam membangun masyarakat yang inklusif, kreatif, dan berkelanjutan.
“Kami bangga dapat mendampingi komunitas Merajut Asa Kita dalam menampilkan karya terbaiknya di panggung yang inklusif. Ini bukan hanya tentang produk rajut, tetapi juga tentang nilai-nilai kemanusiaan dan pelestarian budaya lokal,” kata Eko.
Fashion Show Inklusif ini menampilkan sejumlah busana hasil kreasi bersama yang menggabungkan motif khas Sunda dengan bahan rajutan daur ulang. Para penonton, termasuk tamu undangan dari sektor industri kreatif dan sosial, memberikan apresiasi tinggi atas keberanian dan kekompakan para model yang tampil dengan percaya diri. Selain peragaan busana, acara juga diisi dengan penyerahan sertifikat apresiasi, pertunjukan seni vokal, dan sesi diskusi tentang penguatan kampung kreatif berbasis komunitas inklusif.
Acara ini menjadi bukti nyata bahwa pelestarian budaya dan semangat kesetaraan sosial bisa berjalan berdampingan. Dengan dukungan dari sektor swasta seperti Pertamina, inisiatif sosial seperti ini diharapkan dapat diperluas ke berbagai daerah lain di Indonesia.