
Ilustrasi ; MSN
JAKARTA – portalbmi.id – Aceh kembali mendapat perhatian strategis dalam agenda pembangunan nasional. Pemerintah pusat menetapkan Lhokseumawe sebagai salah satu dari 18 wilayah yang akan menjadi lokasi pembangunan kilang dan tangki penyimpanan minyak dalam proyek prioritas hilirisasi dan ketahanan energi nasional.
Menanggapi hal ini, Mahfudz Y.Loethan, Ketua Harian Jaringan Pengusaha Nasional (Japnas) Aceh, menyambut baik langkah pemerintah dan menyebutnya sebagai peluang emas bagi kebangkitan ekonomi Aceh.
“Aceh tidak boleh hanya menjadi penonton potensi sendiri. Proyek ini peluang emas yang harus dimaksimalkan untuk membuka lapangan kerja, menarik investasi lanjutan, dan menggerakkan ekonomi lokal dari hulu ke hilir,” ujar Mahfudz, Sabtu (26/7).
Mahfudz yang juga menjabat sebagai Wakil Komite Tetap Perencanaan Pembangunan Wilayah Kadin Indonesia menilai, Lhokseumawe punya keunggulan strategis yang selama ini belum dioptimalkan secara maksimal. Menurutnya, infrastruktur peninggalan industri gas alam Arun, akses pelabuhan, serta kedekatan dengan jalur perdagangan internasional menjadi alasan tepat mengapa Lhokseumawe layak masuk dalam proyek ini.
Total investasi proyek ini mencapai Rp 232 triliun, terdiri dari pembangunan kilang senilai Rp 160 triliun dengan estimasi penyerapan 44.000 tenaga kerja, serta pembangunan tangki minyak senilai Rp 72 triliun yang akan menyerap sekitar 6.960 tenaga kerja.
“Ini akan menciptakan multiplier effect luar biasa. Peluang bagi tenaga kerja, pengusaha lokal, hingga UMKM yang bisa terlibat dalam ekosistem pendukungnya,” jelas Mahfudz. Ia juga menekankan pentingnya kesiapan daerah, dari sisi regulasi, infrastruktur pendukung, hingga pengembangan SDM lokal, agar manfaat proyek ini benar-benar dirasakan oleh rakyat Aceh.
“Pemerintah daerah harus gesit. Kita perlu pastikan anak-anak Aceh bisa bekerja di sektor ini, bukan hanya jadi penonton. Butuh kolaborasi lintas sektor agar Aceh benar-benar mengambil posisi sebagai pemain utama,” tegasnya.
Selain Lhokseumawe, proyek kilang dan tangki minyak ini juga akan dibangun di daerah-daerah lain seperti Sibolga, Natuna, Surabaya, Cilegon, Bitung, hingga Fakfak. Proyek ini merupakan bagian dari komitmen Presiden Prabowo Subianto dalam mewujudkan kedaulatan energi nasional melalui hilirisasi dan pembangunan infrastruktur energi strategis di seluruh Indonesia.