
CREATOR: gd-jpeg v1.0 (using IJG JPEG v62), quality = 90
JAKARTA – PORTALBMI.ID – Indonesia memasuki babak baru dunia telekomunikasi dengan suksesnya peluncuran Satelit Nusantara Lima (N5) pada Rabu 10 September 2025.
Satelit komunikasi terbesar di Asia Tenggara ini diluncurkan dari Cape Canaveral, Amerika Serikat, menggunakan roket Falcon 9 milik SpaceX.
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Meutya Hafid, menegaskan bahwa kehadiran satelit ini dirancang untuk kepentingan dan pemerataan akses digital seluruh rakyat Indonesia.
“Satelit Nusantara Lima adalah jembatan yang menghubungkan Indonesia tanpa batas. Internet cepat bukan hanya soal teknologi, tapi soal kesempatan yang sama,” ujar Meutya dikutip dari Komdigi.go.id, ditulis Sabtu (13/9/2025).
Dampak Langsung untuk Pendidikan, Kesehatan, dan UMKM
Meutya memaparkan, N5 akan menghilangkan kesenjangan digital yang selama ini terjadi. Anak-anak di daerah terpencil di Maluku dan Papua akan mendapatkan akses pendidikan yang setara, memungkinkan layanan telemedisin untuk konsultasi dengan dokter terbaik, serta memberdayakan UMKM untuk naik kelas dan bersaing di pasar global.
Peluncuran ini disebutnya sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto yang menekankan pentingnya kemandirian dan kedaulatan teknologi sebagai program strategis nasional.
Isi Posisi Orbit Strategis, Kapasitas 160 Gbps
Satelit Nusantara Lima memiliki kapasitas yang sangat besar, mencapai 160 Gbps.
Satelit ini akan menempati slot orbit strategis di 113° Bujur Timur—yang dikenal sebagai ‘golden spot’—untuk mencakup seluruh wilayah Indonesia, dengan fokus memperkuat konektivitas di kawasan timur.
N5 dimiliki dan dioperasikan oleh PT. Satelit Nusantara Lima (SNL), anak perusahaan PT. Pasifik Satelit Nusantara (PSN), melalui kerja sama dengan beberapa raksasa teknologi global seperti Boeing Satellite Systems, Hughes Network Systems, dan SpaceX.
Pemerintah, melalui Kemenkominfo, memastikan telah mengamankan registrasi orbitnya, sekaligus menegaskan kedaulatan nasional dalam pengelolaan aset strategis ini. Keberhasilan peluncuran N5 menjadi tonggak sejarah baru setelah satelit-satelit pendahulunya, seperti Palapa A1 pada 1976.
Langkah ini menegaskan bahwa Indonesia bukan sekadar konsumen, tetapi juga pengelola teknologi satelit yang mampu menghadirkan manfaat nyata bagi rakyat dan memperkokoh posisinya sebagai hub konektivitas digital di kawasan Asia Pasifik.